Penerapan Strategi Pembelajaran Project Based Learning pada Pembelajaran Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 saat ini masih berlangsung di Indonesia, virus yang mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan, pembelajaran yang semula bisa dilakukan secara tatap muka, namun di masa pandemi tidak memungkinkan. Pemerintah sedang mengembangkan e-learning, sesuai dengan kapasitas masing-masing daerah, dan dengan e-learning ini diharapkan tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai. Peningkatan kualitas pendidikan tercermin dari hasil belajar siswa, sedangkan keberhasilan atau prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang baik, karena kualitas pendidikan yang baik mengantarkan siswa pada peningkatan hasil belajar.Ketika proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang berbeda, ini akan memastikan bahwa guru juga memiliki waktu yang terbatas untuk memantau bagaimana perilaku mereka mempengaruhi motivasi belajar siswa. Seringkali, guru hanya berperan sebagai pemberi pengetahuan dan murid sebagai penerima informasi. Oleh karena itu, siswa merasa sulit untuk terlibat secara penuh dalam kegiatan pembelajaran.
  1. Strategi  pendidikan

Dalam dunia pendidikan, Strategi diartikan sebagai a plan, method or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hal ini berarti arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Strategi pembelajaran ini haruslah dimiliki oleh para pendidik maupun calon pendidik. strategi pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning yang disebutkan oleh Mendikbud adalah salah satu strategi pembelajaran yang membuat siswa aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Strategi ini dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek diharapkan melatih kemandirian, kolaborasi dan eksperimen di dalam diri siswa atau peserta didik.


  1. Project Based Learning

Strategi pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning yang disebutkan oleh Mendikbud adalah salah satu strategi pembelajaran yang membuat siswa aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Strategi ini dapat digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek, serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek diharapkan melatih kemandirian, kolaborasi dan eksperimen di dalam diri siswa atau peserta didik.

  • Menurut Brundiers & Wiek (2013); Krajcik & Shin (2014) Guo et al. (2020) Project Based Learning (PjBL) mengacu pada metode pembelajaran berbasis inkuiri yang melibatkan peserta didik dalam konstruksi pengetahuan dengan meminta mereka menyelesaikan proyek yang bermakna dan mengembangkan produk dunia nyata.

  • Menurut Goodman dan Stivers (2010) Mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-sehari untuk dipecahkan secara kelompok.

  • Menurut Daryanto dan Raharjo (2012:162) Project Based Learning, adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dan beraktifitas secara nyata. PJBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

  • Menurut Sugihartono, DKK (2015: 84) mengungkapkan metode proyek adalah metode pembelajaran berupa penyajian kepada peserta didik materi pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah yang selanjutnya dibahas dari berbagai sisi yang relevan sehingga diperoleh pemecahan secara menyeluruh dan bermakna. metode ini memberi kesempatan siswa untuk menganalisis suatu masalah dari sudut pandang peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya.


  1. Karakteristik Project based learning (PBL)

Karakteristik pembelajaran berbasis proyek meliputi aspek isi, kegiatan, kondisi, dan hasil (Sutirman, 2013). Aspek isi mencakup:

  1. permasalahan disajikan dalam bentuk kesatuan yang utuh dan kompleks, 

  2. siswa menemukan hubungan antar ide secara interdisipliner, 

  3. siswa berjuang mengatasi ambiguitas, dan 

  4. menjawab pertanyaan yang nyata dan menarik perhatian siswa. 

Sedangkan Aspek kegiatan mencakup: 

  1. siswa melakukan investigasi selama periode tertentu, 

  2. siswa dihadapkan pada suatu kesulitan, pencarian sumber dan pemecahan masalah, 

  3. siswa membuat hubungan antar ide dan memperoleh keterampilan baru,

  4. siswa menggunakan perlengkapan alat sesungguhnya, dan

  5. siswa menerima feedback tentang gagasannya dari orang lain. 

Pada Aspek kondisi meliputi: 

  1. siswa berperan sebagai masyarakat pencari dan melakukan latihan kerjanya dalam kondisi konteks sosial, 

  2. siswa mempraktekan perilaku manajemen waktu dalam melaksanakan tugas secara individu maupun kelompok, 

  3. siswa mengarahkan kerjanya sendiri dan melakukan kontrol belajarnya, 

  4. siswa melakukan simulasi kerja profesional. 

sedangkan pada Aspek hasil mencakup: 

  1. siswa menghasilkan produk intelektual yang kompleks sebagai hasil belajarnya, 

  2. siswa terlibat dalam melakukan penilaian diri, 

  3. siswa bertanggung jawab terhadap pilihannya dalam mendemonstrasikan kompetensi mereka

  4. siswa memperagakan kompetensi nyata mereka


  1. Kelebihan dan Kelemahan Project Based Learning 

  1. Kelebihan Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Project Based Learning

  • Keuntungan dari Project-based learning adalah pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan studi pustaka, meningkatkan kolaborasi, dan meningkatkan keterampilan manajemen sumber daya.

  • Project-based learning juga meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar. Setelah siswa menyelesaikan proyeknya, siswa memahami konten materi lebih mendalam sehingga siswa lebih baik dalam mengaplikasikan pengetahuannya dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan nyata.

  • Project-based learning juga mendorong siswa untuk mengembangkan sikap tanggung jawab dan sikap untuk menginisiasi, membangun rasa percaya diri, memecahkan masalah, bekerja dalam tim, mengkomunikasikan ide- ide, dan mengatur diri mereka untuk bekerja lebih efektif

  • Project-based learning juga menjadikan guru dalam mengajar lebih menyenangkan. Guru akan lebih mudah berinteraksi dan dekat dengan siswa, mendorong siswa untuk bekerja dengan baik, kerja yang bermakna, dan menemukan masalah- masalah untuk ditemukan.

  1. Kelemahan Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Project Based Learning

Sementara itu, kelemahan pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PjBL) menurut Sani (2014) adalah : 

  1. Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk. 

  2. Membutuhkan biaya yang cukup. 

  3. Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar. 

  4. Membutuhkan fasilitas, peralatan dan bahan yang memadai (Maslukhah, 2015).


  1. Penerapan Pembelajaran berbasis proyek

Pembelajaran di masa Covid-19 jelas membutuhkan penyesuaian dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, karena pelaksanaan SE Mendikbud no. 4 Tahun 2020 membuat guru dan siswa tidak dapat bertemu langsung untuk menyelesaikan proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek biasanya dilakukan secara berkelompok atau kolaboratif antar siswa, namun pada masa pandemi kolaborasi dapat dilakukan antara siswa dan orang tua sehingga ada keterlibatan antara guru, siswa dan orang tua. Kondisi pandemi covid-19 ini membuat guru dan siswa terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh yang berlaku untuk semua jenjang pendidikan. Pembelajaran jarak jauh ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa prinsip utama yaitu :

  1. Mengedepankan keselamatan dan kesehatan lahir batin seluruh warga sekolah dalam pelaksanaan belajar dari rumah 

  2. Belajar dari rumah memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani pencapaian ketuntasan kurikulum 

  3. Mengedepankan pola interaksi dan atau komunikasi yang positif antara pendidik dengan siswa dan orang tua 

  4. Materi pada belajar dari rumah selain yang ada dalam kurikulum dapat berupa pendidikan kecakapan hidup tentang Covid-19, pendidikan karakter sesuai dengan jenjang pendidikan

  5. Aktivitas dan penugasan selama belajar dari rumah tidak menjadi beban baru sehingga dapat bervariasi antar sekolah, antar daerah dengan mempertimbangkan kesenjangan akses dalam pelaksanaan Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dilakukan bersama guru, siswa dan orangtua sebagai satu tim. 


Karena menempatkan posisi orang tua sebagai bagian dari tim maka di awal kegiatan guru perlu melakukan beberapa langkah berikut untuk menyamakan persepsi dan memperlancar kegiatan pembelajaran berbasis proyek: 

  1. Menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dan peran orangtua dalam pembelajaran tersebut hal ini perlu dilakukan untuk meyakinkan orangtua bahwa mereka tidak diharapkan menjadi guru karena tidak semua orang tua bisa mendampingi full, sebagian orang tua masih harus pergi bekerja dan melakukan pekerjaan dari rumah. Beritahu tahu orang tua bahwa guru tetap akan membantu proyek yang dikerjakan siswa dengan terus berkomunikasi dan tidak memberi mereka beban berlebihan. Orangtua juga perlu diberitahu jenis teknologi yang guru gunakan dan yang mungkin digunakan oleh anak-anak mereka. Untuk keluarga yang tidak memiliki akses ke teknologi atau internet, beri pemahaman bahwa kegiatan memerlukan akses ke smartphone atau ponsel pintar, 6 perlengkapan seni dasar atau bahan untuk membuat sesuatu meskipun itu hanya pena dan kertas. 

  2. Menjelaskan manfaat melakukan pembelajaran berbasis proyek di rumah yaitu membuat anak aktif dan tidak hanya terpaku pada lembar kerja atau layar handphone. Proyek adalah cara yang bagus untuk membuat anak terlibat dalam pembelajaran otentik dan membangun keterampilan yang bermanfaat. Guru juga dapat menunjukkan bahwa proyek merupakan peluang yang baik bagi keluarga untuk melakukan berbagai hal bersama dan sebaliknya proyek juga dapat membuat anak mandiri. 

  3. Menjelaskan cara mendukung anak-anak mereka yaitu dengan memberikan pemahaman kepada orangtua bahwa setiap anak mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar, beberapa tips bisa diberikan untuk mempermudah orangtua dalam mendampingi anaknya belajar di rumah yaitu temukan area dan atur untuk mengerjakan tugas sekolah, meskipun itu sudut ruangan. Selanjutnya biarkan anak melatih keterampilan presentasi mereka dan mengajukan pertanyaan serta mendapatkan umpan balik dengan cara bekerja sama dengan siswa lain menggunakan aplikasi teleconference maupun dengan bertanya orang lain yang lebih tua. Tips ketiga adalah membuat jadwal harian dan mingguan, dan mematuhi tenggat waktu sebagai bagian dari keterampilan manajemen diri 


Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek di masa pandemi Covid 19 dilakukan menggunakan dengan memilih media yang tepat karena pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka tapi dilakukan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Pelaksanaan pembelajaran dari rumah yang merupakan pembelajaran jarak jauh menekankan pada konsep pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajar, dengan tidak menimbulkan beban baru karena kondisi pembelajaran yang terjadi adalah bukan kondisi normal. Maka perlu ada yang media yang mendukung pembelajaran jarak jauh menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Media yang dipilih haruslah media yang dikenal umum, mudah digunakan, menjembatani komunikasi guru dan siswa, dan free/tidak berbayar selain tentu saja mempertimbangkan kondisi dan lokasi guru, siswa dan orangtua (susah sinyal, ekonomi dan tingkat pemahaman terhadap teknologi). Media dengan kriteria tersebut dipilih karena pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran 7 dalam kurun waktu tertentu yang terjadwal dan terencana dimana siswa membuat laporan perkembangan proyeknya dan guru memantau siswa disertai dengan dokumen pendukung yang sesuai.


Ada beberapa media/platform pembelajaran berbasis teknologi yang dapat dipilih dengan kriteria dikenal umum, mudah digunakan, dapat menjadi alat komunikasi dan tidak berbayar (hanya menggunakan kuota) untuk menunjang pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan dimasa belajar dari rumah yaitu: google suite (google drive, google form, google site dan google classroom), Edmodo, Lark suite, Kelas Maya dari Rumah Belajar, email dan media video conference (webex, zoom, google meet, whatsapp, telegram). Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan membantu siswa dan orangtua untuk melaporkan perkembangan proyek dan berkonsultasi terhadap proyek yang dikerjakan. Hal ini penting karena langkah ke 3 (menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek) dan ke 4 (memonitor kegiatan dan perkembangan proyek) dalam project based learning membutuhkan komunikasi intensif antara guru, siswa dan orangtua. Seperti model pembelajaran lainnya maka model pembelajaran berbasis proyek juga melakukan serangkaian penilaian terhadap proses dan hasil akhir pembelajaran siswa. Penilaian dilakukan pada proyek yang membutuhkan pemantauan atau monitoring yang ketat membutuhkan penilaian autentik yang mengedepankan penilaian proses namun tidak pula mengabaikan penilaian akhir. Penilaian autentik yang dilakukan adalah penilaian portofolio. 

Portofolio dapat didefinisikan sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dengan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannya dalam kurun waktu tertentu. Dari hasil karya tersebut guru dapat melihat bagaimana perkembangan kemampuan siswa baik dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan sebagai bahan penilaian. Penilaian portofolio berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu portofolio formatif dan fungsi sumatif. Portofolio sebagai fungsi formatif merupakan penggunaan portofolio untuk melihat perkembangan capaian siswa dibandingkan dengan target kompetensi pada kurun waktu tertentu pada fungsi formatif kriteria penilaian tidak perlu didefinisikan secara ketat. Penilaian dengan fungsi sumatif bertujuan untuk memberi nilai atas capaian hasil kerja siswa, 


Seringkali hasil penilaian sumatif dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang mempunyai dampak langsung kepada siswa, seperti sebagai dasar penentuan kelulusan atau alat seleksi. Untuk penilaian sumatif, terutama yang bersifat high stakes, validitas dan reliabilitas atau konsistensi penilaian merupakan hal penting, oleh karena itu kriteria penilaian yang eksplisit dan jelas menjadi hal yang penting. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan siswa memberikan informasi tentang sesuatu yang menjadi penyelidikannya pada materi tertentu secara jelas. 


Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, pendidik perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek atau skala penilaian. Pada saat penilaian inilah guru menggunakan media yang tepat untuk memberikan rubrik, menerima laporan atau melakukan layanan konsultasi terhadap siswa. Contoh: rubrik penilaian atau kuesioner penyelesaian tugas siswa menggunakan google form, komunikasi pemantauan dan layanan konsultasi pengerjaan proyek siswa menggunakan grup whatsapp atau video conference, dokumentasi kegiatan siswa dengan email, pengorganisasian kelas menggunakan kelas maya, google class atau Edmodo, penyelesaian tugas atau laporan siswa menggunakan google slide atau google site ataupun menggunakan lark docs. Selanjutnya, semua hasil siswa 9 dihimpun menjadi sebuah portofolio siswa yang disimpan pada drive atau cloud misalnya menggunakan google drive, lark suite drive ataupun penyimpanan cloud lainnya yang tidak berbayar. Semua pemilihan media menggunakan pertimbangan kondisi dan kemampuan teknologi guru, siswa dan orang tua. 

Kesimpulan:
Project-based learning adalah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan melalui serangkaian kegiatan yang dimulai dengan pengumpulan informasi, perencanaan proyek, dan menghasilkan suatu produk tertentu yang dikemas dalam bentuk kerja proyek. Karakteristik project-based learning adalah centralistic, terdapat driving question, constructive investigation, autonomy, danrealism yang mencakup aspek isi, kegiatan, kondisi, dan hasil

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANFAATAN PHET COLORADO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD